Pala jadi salah satu rempah yang berasal dari Indonesia, khususnya Kepulauan Banda di bagian timur Indonesia.
Dilansir dari The Guardian, sejarah pala bisa dirunut cukup panjang. Pala sudah dikenal bangsa Arab dan diperdagangkan sejak tahun 1.000 Masehi.
Dokter terkenal asal Persia saat itu, Ibnu Sina, juga mengenal pala dan menyebutnya ‘jansi ban’ atau kacang banda.
Pala yang diperdagangkan kemudian masuk ke Venesia di Italia dan berbagai belahan dunia lainnya.
Satu yang pasti, pala saat itu punya harga yang mahal. Bahkan harga pala pada saat itu lebih mahal dari emas.
Sejarah pala juga begitu kelam, lantaran diperebutkan oleh Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris. Negara-negara ini rela menjelajah dunia untuk mencari sumber pala terbaik tak lain di Kepulauan Banda.
Sebagai perbandingan masa kini, kelangkaan yang sama bisa kamu temukan pada satu kilogram kaviar beluga yang dihargai sekitar 10.000 poundsterling atau sekitar Rp 193 juta.
Selain itu pala juga selalu dianggap lebih dari sekadar rempah perasa.
Pada awal sejarahnya, bangsa Arab juga memperjualbelikan pala sebagai pewangi, zat perangsang, dan obat.
Dalam buku karya Penny Le Couteur dan Jay Burreson berjudul ‘Napoleon’s Buttons’, pala di abad-14 juga dipercaya sebagai pelindung wabah.
Buku tersebut menyebutkan pala dianggap bisa melindungi manusia wabah Black Death yang melanda Eropa pada abad ke-14 hingga 18.
Black Death merupakan penyakit akibat bakteri yang berasal dari tikus yang terinfeksi akibat gigitan kutu.
Memakai pala yang sudah dimasukkan ke dalam kantung kecil dan dikalungkan di sekitar leher dipercaya bisa mencegah pemakainya dari terkena Black Death.
Awalnya hal itu dianggap sebagai takhayul belaka. Namun jika melihat reaksi kimia pada pala. Pala punya aroma khusus yang unik yang disebabkan oleh komponen bernama isoeugenol.
Tanaman akan membentuk komponen isoeugenol sebagai insektisida alami untuk mengusir kutu.
Namun apakah pala memang benar bisa efektif mengusir wabah hingga kini tidak terbukti. Namun yang pasti, aroma dari pala tersebut jadi salah satu alasan kenapa pala begitu diburu.
The Salerno School, salah satu sekolah medis Eropa terbaik di awal abad pertengahan memberikan peringatan soal pala.
“Satu biji baik untukmu, sementara yang kedua akan membuat bahaya untukmu, ketiga akan membunuhmu.”
Ini mungkin tidak sepenuhnya benar, tetapi memang dalam dosis yang besar pala bisa jadi racun.
Minyak dalam pala mengandung myristicin. Dalam dosis besar myristicin akan menyebabkan halusinasi, igauan, debaran jantung tak beraturan, rasa mual, dehidrasi, dan rasa sakit.
Pala dalam jumlah tertentu bahkan bisa berakibat fatal untuk binatang termasuk anjing.
Dalam novel karya William Burroughs berjudul ‘Naked Lunch’, ia sempat menulis bahwa ada orang-orang Amerika Selatan yang menghisap bubuk pala.
Mereka mengalami kejang, berkedut, dan bergumam mengigau.
Malcolm X juga mendeskripsikan para tahanan Amerika Serikat yang mengonsumsi pala dalam autobiografi miliknya. Tak lama pihak berwajib menemukan praktik tersebut dan melarangnya.
Reputasi pala yang bisa menghasilkan halusinasi terus ada hingga kini.
Salah satunya dalam tren terbaru yang muncul di media sosial TikTok tentang seorang remaja yang memulai tren baru mengonsumsi bubuk pala untuk kemudian merasakan efek seakan sedang mabuk.
Tren ini terbilang berbahaya, mengingat risiko yang disebutkan sebelumnya. Pala dalam jumlah tersebut dapat mengakibatkan kematian.
Dilansir dari The Guardian, sejarah pala bisa dirunut cukup panjang. Pala sudah dikenal bangsa Arab dan diperdagangkan sejak tahun 1.000 Masehi.
Pala yang diperdagangkan kemudian masuk ke Venesia di Italia dan berbagai belahan dunia lainnya.
Satu yang pasti, pala saat itu punya harga yang mahal. Bahkan harga pala pada saat itu lebih mahal dari emas.
Sejarah pala juga begitu kelam, lantaran diperebutkan oleh Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris. Negara-negara ini rela menjelajah dunia untuk mencari sumber pala terbaik tak lain di Kepulauan Banda.
Pala sebagai pencegah pandemi
Salah satu faktor menarik bagi bangsa Eropa pada saat itu adalah kelangkaan.Sebagai perbandingan masa kini, kelangkaan yang sama bisa kamu temukan pada satu kilogram kaviar beluga yang dihargai sekitar 10.000 poundsterling atau sekitar Rp 193 juta.
Selain itu pala juga selalu dianggap lebih dari sekadar rempah perasa.
Pada awal sejarahnya, bangsa Arab juga memperjualbelikan pala sebagai pewangi, zat perangsang, dan obat.
Dalam buku karya Penny Le Couteur dan Jay Burreson berjudul ‘Napoleon’s Buttons’, pala di abad-14 juga dipercaya sebagai pelindung wabah.
Buku tersebut menyebutkan pala dianggap bisa melindungi manusia wabah Black Death yang melanda Eropa pada abad ke-14 hingga 18.
Black Death merupakan penyakit akibat bakteri yang berasal dari tikus yang terinfeksi akibat gigitan kutu.
Memakai pala yang sudah dimasukkan ke dalam kantung kecil dan dikalungkan di sekitar leher dipercaya bisa mencegah pemakainya dari terkena Black Death.
Awalnya hal itu dianggap sebagai takhayul belaka. Namun jika melihat reaksi kimia pada pala. Pala punya aroma khusus yang unik yang disebabkan oleh komponen bernama isoeugenol.
Tanaman akan membentuk komponen isoeugenol sebagai insektisida alami untuk mengusir kutu.
Namun apakah pala memang benar bisa efektif mengusir wabah hingga kini tidak terbukti. Namun yang pasti, aroma dari pala tersebut jadi salah satu alasan kenapa pala begitu diburu.
Menyebabkan halusinasi
Dilansir dari The Guardian, tempat penjualan obat di masa lalu lebih berhati-hati dalam menangani dan menjual pala daripada rempah lainnya.The Salerno School, salah satu sekolah medis Eropa terbaik di awal abad pertengahan memberikan peringatan soal pala.
“Satu biji baik untukmu, sementara yang kedua akan membuat bahaya untukmu, ketiga akan membunuhmu.”
Ini mungkin tidak sepenuhnya benar, tetapi memang dalam dosis yang besar pala bisa jadi racun.
Minyak dalam pala mengandung myristicin. Dalam dosis besar myristicin akan menyebabkan halusinasi, igauan, debaran jantung tak beraturan, rasa mual, dehidrasi, dan rasa sakit.
Pala dalam jumlah tertentu bahkan bisa berakibat fatal untuk binatang termasuk anjing.
Dalam novel karya William Burroughs berjudul ‘Naked Lunch’, ia sempat menulis bahwa ada orang-orang Amerika Selatan yang menghisap bubuk pala.
Mereka mengalami kejang, berkedut, dan bergumam mengigau.
Malcolm X juga mendeskripsikan para tahanan Amerika Serikat yang mengonsumsi pala dalam autobiografi miliknya. Tak lama pihak berwajib menemukan praktik tersebut dan melarangnya.
Reputasi pala yang bisa menghasilkan halusinasi terus ada hingga kini.
Salah satunya dalam tren terbaru yang muncul di media sosial TikTok tentang seorang remaja yang memulai tren baru mengonsumsi bubuk pala untuk kemudian merasakan efek seakan sedang mabuk.
Tren ini terbilang berbahaya, mengingat risiko yang disebutkan sebelumnya. Pala dalam jumlah tersebut dapat mengakibatkan kematian.
Baca juga artikel menarik lainnya sob :
Bikin Ngilu! Pamela Safitri Pose Kelewat Seksi Bareng Penonton Lelaki
Viral Video Celana Dalam Ngintip saat Dugem, Salmafina Sunan Minta Maaf
Niat Pamer Kemeja Baru,Belahan Dada Anya Geraldine Bikin Gagal Fokus !
Viral, Wanita Barbekyu Cantik dan Seksi yang Bikin Pelanggan Berimajinasi
7 Gaya Seragam SMA Indonesia dari Masa ke Masa
Pria Tampan Bunuh Diri Setelah Diperkosa Bosnya
Cewek Berjilbab Beradegan Panas di Taman, Videonya Viral
Fakta Kohey Nishi, Bintang Film Dewasa Jepang Bertubuh Mini
Ketemu Calon Mertua, Paha Mulus Jessica Iskandar Jadi Sorotan
7 Kelakuan nyeleneh orang sakit ini bikin bingung sendiri
Atlet Ice Skating Cantik Jadi Kontroversi karena Buka Baju Saat Lomba
Skandal Video Seksnya Bocor, Pegulat Cantik WWE Berkeluh Kesah
Gaya Seksi Bidadari Futsal Indonesia Fithri Syamsu Saat Traveling
Bobo Bareng Istri Masih Mengasyikkan, Suami Tetap Selingkuh
Hot Mom,Gaya Liburan Sarah Azhari Ini Bikin Cowok Panas Dingin
Basmi Ketombe, Perempuan Ini Nekat Keramas Pakai Air Kencing
Gemesin, Baju Netizen Ini Memiliki Motif Batik yang Tak Biasa
Bikin Ngilu! Pamela Safitri Pose Kelewat Seksi Bareng Penonton Lelaki
Viral Video Celana Dalam Ngintip saat Dugem, Salmafina Sunan Minta Maaf
Niat Pamer Kemeja Baru,Belahan Dada Anya Geraldine Bikin Gagal Fokus !
Viral, Wanita Barbekyu Cantik dan Seksi yang Bikin Pelanggan Berimajinasi
7 Gaya Seragam SMA Indonesia dari Masa ke Masa
Pria Tampan Bunuh Diri Setelah Diperkosa Bosnya
Cewek Berjilbab Beradegan Panas di Taman, Videonya Viral
Fakta Kohey Nishi, Bintang Film Dewasa Jepang Bertubuh Mini
Ketemu Calon Mertua, Paha Mulus Jessica Iskandar Jadi Sorotan
7 Kelakuan nyeleneh orang sakit ini bikin bingung sendiri
Atlet Ice Skating Cantik Jadi Kontroversi karena Buka Baju Saat Lomba
Skandal Video Seksnya Bocor, Pegulat Cantik WWE Berkeluh Kesah
Gaya Seksi Bidadari Futsal Indonesia Fithri Syamsu Saat Traveling
Bobo Bareng Istri Masih Mengasyikkan, Suami Tetap Selingkuh
Hot Mom,Gaya Liburan Sarah Azhari Ini Bikin Cowok Panas Dingin
Basmi Ketombe, Perempuan Ini Nekat Keramas Pakai Air Kencing
Gemesin, Baju Netizen Ini Memiliki Motif Batik yang Tak Biasa
0 Komentar untuk "Pala, Rempah yang Dipercaya Bisa Menangkal Pandemi Black Death pada Abad ke-14 "