Blogspot.com

Begini Cara Membatasi Penggunaan Gawai Anak Menurut Psikolog

Psikolog anak lulusan Universitas Indonesia Fathya Artha Utami, M.Sc., M.Psi, mengatakan bahwa orang tua bisa membatasi penggunaan gawai (gadget) anak dengan membuat rutinitas atau jadwal beraktivitas dan bermain bersama.

"Di masa pandemi, penggunaan internet dan gadget meningkat drastis. Misalnya ketika orang tua sedang meeting, anak akhirnya juga diberi gadget. Tapi, ini bisa disiasati, mulai dari jadwal kapan dia diberi gadget, kapan dia harus bermain bersama mama dan papa, itu harus diatur," kata Fathya dalam seminar web beberapa waktu lalu, seperti dilansir Antara.

Lebih lanjut, Fathya mengatakan bahwa orang tua tidak perlu terpaku untuk mengajak anak beraktivitas yang sifatnya fisik, terlebih, orang tua juga pasti lelah karena energinya juga sudah terkuras saat bekerja walaupun dari rumah.

Banyak jenis aktivitas dan permainan yang bisa dilakukan bersama. Bahkan, Fathya tidak menutup kemungkinan bermain gawai bersama pun bisa dilakukan.

"Aktivitas lain tidak melulu aktivitas fisik saja. Ajak anak untuk bermain yang orang tua juga ikut excited. Penggunaan gadget juga bisa sehat ketika bersama dengan (pendampingan) orang tuanya," kata dia.

"Kita juga bisa siasati dengan misalnya me-print karakter kartun yang ia lihat di gadget, lalu menggambar dan menempel bersama. Ini tentu untuk membuat anak kurang main gadget, tapi ada strategi kapan main dan lepas gadget. Distraksinya dijauhkan dan dihindari," imbuhnya.

Namun, bagaimana kalau anak menolak lalu menjadi marah? Saat disinggung mengenai hal itu, psikolog yang juga menempuh pendidikan di University of Amsterdam itu menganjurkan para orang tua untuk tidak memberikan "hukuman" tertentu ketika si kecil bandel.

"Hukuman ini tidak efektif untuk membantu anak mengerti apa pun yang ingin kita ajarkan. Ketika kita memberikan hukuman, kita akan kehilangan momen untuk menjelaskan kenapa orang tua marah," kata Fathya.

"Dibanding memberi hukuman, mending terima emosi yang dia rasakan dulu. Ngobrol sama anak, apa yang bikin anak marah, lalu kita jelaskan apa perilaku yang kita harapkan. Anak (marah) karena mungkin cuma itu hal yang baru dia tahu. Kita harus memberi tahu bahwa ada opsi lain yang bisa dilakukan. Orang tua bisa redirect ke perilaku yang lebih konstruktif. Namun, memang butuh waktu untuk memandu dan meregulasi emosi anak," jelasnya menambahkan

Anak yang marah tidak menutup kemungkinan juga akan menyulut rasa marah orang tua, dan malah ikut memarahinya kembali. Fathya mengatakan, orang tua yang sudah terlanjur memarahi anak, wajib hukumnya bagi ayah atau ibu untuk mendatangi anak dan mengakui kesalahannya.

"Anak-anak, istilahnya adalah kita membesarkan orang dewasa. Kalau kita kelepasan marah, bagaimana? Kita datang dan akui kesalahan kita. Jelaskan mengapa. Orang tua bisa menjelaskan, dan diikuti dengan solusi yang bisa anak mengerti. Hal ini juga melegakan diri," kata dia.

Baca juga berita menarik lainnya :
Tukang cukur cantik dan seksi ini bikin pelanggan tak berkedip 
Dituduh mastub4si dipesawat pramugari ini ungkap kebenarannya 
Mengaku diganggu hantu,presiden brasil pindah dari istana mewahnya 
Heboh,wanita asal amerika ini lelang dirinya dipasar jodoh 
Baru 5 menit bekerja presenter ini dipecat karena terlalu cantik 
cantiknya putri arab kenakan kostum penari bali sehabis spa 
kepergok maling pakaian ditoko,gadis ini dipaksa bug1l oleh warga 
Carrina linn,suster super seksi yang bikin netizen panas dingin 
ritual aneh janda di cina,berbaring didalam tanah seperti mayat 
Unik!warga desa ini selalu tak berbusana saat beraktifitas 
Heboh,polwan tertangkap kamera berhubungan s3ks dimobil patroli 
(Geger) pria berhubungan s3ks dengan sapi sapi dijalan hebohkan warga 

Related : Begini Cara Membatasi Penggunaan Gawai Anak Menurut Psikolog

0 Komentar untuk "Begini Cara Membatasi Penggunaan Gawai Anak Menurut Psikolog"